5 Cara yang Dapat Ditempuh Industri Keuangan untuk Meningkatkan Cyber Security

Berdasarkan riset yang dikutip Majalah Forbes, perusahaan layanan keuangan menjadi industri yang paling rentan terhadap penyerangan siber, terutama pencurian data. Fenomena tersebut sebenarnya tidak terlalu mengejutkan mengingat banyaknya volume data, aset, dan besarnya jumlah transaksi nasabah tiap harinya.

Data breach (pencurian data) dapat disebabkan faktor seperti serangan malware, kredensial lemah, sistem keamanan aplikasi yang kurang mumpuni, hingga faktor internal perusahaan. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat adanya jumlah peningkatan pencurian data yang terjadi dalam rentang waktu 2017-2019. Baru-baru ini saja, kasus pencurian data konsumen dialami salah satu e-commerce ternama tanah air.

Kasus pencurian data memiliki dampak signifikan bagi konsumen dan perusahaan. Bagi konsumen, data pribadi yang bocor seperti nomor identitas, nomor ponsel, email, dan password dapat disalahgunakan untuk melakukan tindak kejahatan. Sementara perusahaan dapat mengalami kerugian finansial dan reputasi besar jika sistem keamanan siber tidak segera ditingkatkan.

Langkah Tepat dalam Menangani Potensi Penyerangan Siber

Cyber security harus menjadi prioritas bagi industri keuangan berbasis teknologi. Diperlukan sejumlah langkah perlindungan data untuk menghindari potensi peretasan serta pencurian data perusahaan. Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan perusahaan untuk meningkatkan perlindungan siber.

  1. Mengidentifikasi risiko dan ancaman serangan siber bagi perusahaan. Biasanya, industri besar menerapkan kebijakan penilaian risiko untuk mengukur dan mengidentifikasi ancaman apa saja yang kiranya dapat terjadi. Cara ini dapat pula dilakukan untuk membangun sistem keamanan siber. Dengan penilaian risiko, Anda akan memperoleh gambaran faktor apa saja yang dapat berkembang menjadi kelemahan hingga potensi kerugian yang diderita.
  2. Menerapkan dan memperbarui sistem pengawasan secara berkala. Perusahaan memerlukan infrastruktur keamanan siber yang mampu beradaptasi dengan banyaknya model malware dan serangan. Sebagian besar kasus peretasan disebabkan sistem keamanan yang tidak mampu membendung serangan virus atau malware jenis baru. Itulah pentingnya memperbarui sistem monitor siber secara berkala agar antivirus selalu ter-update.
  3. Memilih sistem keamanan siber industri dengan fitur lengkap dan mutakhir. Sistem keamanan siber yang Anda pilih harus memiliki sejumlah fitur yang diperlukan perusahaan seperti peninjauan infrastruktur siber, sistem backup yang mendukung onsite dan cloud computing, hingga tindakan penanganan serangan yang dilakukan secara efektif.
  4. Melakukan audit dan pengawasan. Audit tidak hanya berfungsi mengontrol kondisi keuangan perusahaan. Dalam sistem keamanan siber, adanya audit yang dilakukan secara berkala dapat mengantisipasi kemungkinan pembobolan data dan memastikan sistem yang ada saat ini mampu mengakomodasi kebutuhan perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
  5. Melibatkan seluruh komponen bisnis. Tenaga IT bukan satu-satunya pihak yang bertanggung jawab dalam menjamin cyber security. Sebaliknya, perusahaan harus melibatkan seluruh komponen bisnis dalam satu organisasi. Dalam beberapa kasus, pembobolan data terjadi justru karena keterlibatan pihak internal perusahaan. Karenanya, tenaga IT profesional perlu bekerja sama dengan pembuat kebijakan perusahaan agar mampu mengimplementasikan sistem yang mampu melindungi komponen bisnis sekaligus proses operasional perusahaan.

Demikianlah beberapa langkah peningkatan cyber security yang dapat diterapkan industri berbasis teknologi digital, terutama yang bergerak di bidang layanan keuangan. Serangan siber dapat terjadi kapan saja dan pada siapa saja, karenanya lindungi perusahaan Anda dengan sistem keamanan terbaik.