Chrome OS Flex, Pengganti Chrome OS?

Beberapa tahun ke belakang, Google mengeluarkan sebuah Chromebook, yaitu notebook yang berbasis Chrome OS. Penjualannya pun laku keras di masa pandemi ini karena notebook menjadi salah satu kebutuhan penting bagi pelajar dan pekerja. Chromebook seakan menjadi pilihan utama karena modelnya yang compact dan enak untuk dibawa. Bagi beberapa orang, Chromebook cocok untuk melakukan rapat daring. Selain harganya yang terjangkau, Chromebook seakan memang diciptakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang ringan. 

Namun, Chrome OS masih tidak sepopuler operating system yang lainnya. Melihat persaingan yang sangat ketat ini, Google tidak mau main-main. Google langsung bergerak cepat dengan membuat OS terbaru, yaitu Chrome OS Flex. Namun, apakah peran sesungguhnya dari Chrome OS Flex ini?

Chrome OS Flex dikatakan lebih cepat, aman, dan mudah untuk digunakan dibanding dengan Chrome OS. Chrome OS Flex ini memang sengaja dibangun untuk urusan bisnis dan belajar. Perbedaan mendasar dari Chrome OS dan Chrome OS Flex ini adalah Chrome OS Flex tidak dapat mengakses Google Play Store. Jadi, perangkat dengan Chrome OS Flex tidak akan dapat menjalankan aplikasi Android. Berbeda dengan Chrome OS. 

Untuk lebih jelas, Chrome OS Flex ini merupakan versi dari CloudReady, sistem operasi berbasis Chrome OS yang dimiliki oleh perusahaan yang bernama Neverware. Pada tahun 2020 lalu, Neverware dibeli oleh Google dan kemudian Chrome OS Flex dikembangkan oleh Google.

Tujuan utama dibuatnya Chrome OS Flex ini adalah membuat PC dan laptop menjadi sebuah Chromebook. Sebelumnya, untuk PC dan laptop yang ingin menginstal Chrome OS harus melalui CloudReady tersebut. Namun, Chrome OS yang berada di CloudReady bukanlah Chrome OS yang sesungguhnya, melainkan Chromium OS yang tampilannya dibuat sama dengan Chrome OS. Dengan diakuisisinya Neverware, Chromium OS diubah menjadi Chrome OS Flex dan menjadi “Chrome OS” resmi dari Google untuk diinstal di PC atau laptop yang sejak awal bukanlah Chromebook.

Chrome OS Flex memang sengaja untuk tidak dilengkapi dengan Google Play Store. Hal itu dikarenakan Google ingin menganalisa pengalaman pengguna sistem operasi tersebut terlebih dahulu. Namun, ada kemungkinan Chrome OS Flex akan dilengkapi dengan Google Play Store di kemudian hari.

Pada dasarnya, pasar yang diincar oleh Google adalah kalangan pelajar yang sedang melakukan kegiatan pertemuan jarak jauh karena adanya pandemi ini. Setelahnya, Google juga mulai mengincar perusahaan-perusahaan yang melakukan aktivitas menggunakan PC atau laptop dengan tipe pekerjaan yang tergolong ringan. Untuk itu, proses instalasi Chrome OS Flex ini dibuat dengan sangat mudah, seperti menginstal perangkat lunak hanya dengan melalui USB.

“Chrome OS Flex adalah cara gratis dan berkelanjutan untuk memodernisasi perangkat yang sudah Anda miliki. (Chrome OS Flex) Sangat mudah diinstal di semua perangkat Anda,” klaim Google.