Pada tahun 2017 ini, industri ritel di Indonesia mengalami masa-masa lesu. Seperti dilansir dari tirto.id, catatan dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia mengatakan bahwa industri ritel di Indonesia hanya tumbuh 3,9 persen pada kuartal 1 dan 2. Padahal pada tahun 2016, pertumbuhan ritel di Indonesia bisa mencapai 10 persen lebih. Tetapi walaupun begitu, industri ritel di Indonesia diprediksi tetap meningkat walaupun jumlahnya tidak terlalu besar.
Di luar negeri pun demikian, pertumbuhan industri ritel juga naik signifikan. Dengan naiknya pertumbuhan ritel tersebut, para pemilik perusahaan juga harus memikirkan bagaimana risiko-risiko yang mengancam industri ritel, salah satunya adalah disaster atau bencana. Di Amerika Serikat sendiri, hampir semua industri ritel sudah mempunyai rencana disaster recovery. Usut punya usut, setiap tahunnya industri ritel di Amerika Serikat merugi sekitar 60 miliar dolar per tahun karena kecerobohan pelanggan, karyawan, penipuan, dan bencana lainnya.
Nah, untuk itu, jika industri ritel Anda masih belum mempunyai rencana disaster recovery, kami akan menjelaskan step by step apa yang harus Anda lakukan ketika ingin memulai membuat rencana disaster recovery untuk industri ritel.
Menyiapkan Budget
Menyiapkan rencana disaster recovery bukan sesuatu yang hal yang mudah dan murah. Tergantung seberapa besar skala bisnis Anda, rencana disaster recovery ini bisa sangat mahal atau juga bisa sangat murah. Jadi, Anda harus benar-benar memperhatikan alokasi budget sebelum memutuskan untuk menggunakan rencana disaster recovery. Tetapi, ingat, disaster recovery ini merupakan investasi masa depan yang sangat bagus untuk perusahaan Anda. Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan?
Telusuri Seluruh Skenario
Dalam industri ritel, ada beberapa jenis skenario disaster. Pertama ada masalah internal, yaitu penipuan karyawan, mati lampu, kesalahan operasional, dan gagalnya sistem. Lalu, ada masalah eksternal, seperti pencurian yang dilakukan oleh penjual atau bahkan bencana alam. Nah, oleh karena itu, Anda harus mempunyai skenario setiap kemungkinan terjadinya disaster. Misalnya, jika ada gagal sistem, Anda harus punya backup plan seperti server cadangan. Lalu, jika ada bencana alam, Anda harus memikirkan apakah harus mengalihkan sistem penjualan atau menghentikannya.
Memulai Mencoba Perencanaan Disaster Recovery
Ini yang paling penting, yaitu memulainya. Semua rencana tidak akan berhasil jika tidak Anda mulai. Lakukan beberapa langkah, seperti menunjuk penanggung jawab, mengalokasikan budget, memilih skenario, sampai menunjuk pihak ketiga. Semua hal harus Anda persiapkan, mulai dari penanganan teratur sebelum terjadinya bencana, saat terjadi bencana, dan setelah terjadi bencana. Kemudian jika terjadi bencana eksternal seperti bencana alam, Anda harus mementingkan keselamatan para karyawan terlebih dahulu.
Skenario Terburuk
Beberapa perusahaan ritel besar di Amerika Serikat, contohnya Lowe dan Target, sudah mempunyai skenario terburuk jika terjadi bencana alam. Mereka mempunyai gudang distribusi cadangan yang hampir tersebar di beberapa daerah di Amerika Serikat. Jadi, jika terjadi bencana alam, distribusi barang tidak sampai terputus. Ini bisa Anda lakukan jika memang budget yang dipunyai perusahaan cukup besar. Mempersiapkan skenario terburuk akan membantu perusahaan ritel Anda tidak kaget dengan segala risiko bencana yang datang.
Pastikan Anda memilih provider disaster recovery yang dapat di andalkan, agar investasi yang sudah Anda keluarkan tidak menjadi sia-sia.