Lima Keputusan Teknologi Strategis yang Patut Dipertimbangkan CEO di Tahun 2019

Lima Keputusan Teknologi Strategis yang Patut Dipertimbangkan CEO di Tahun 2019

Sebagai navigator dalam perusahaan, CEO merupakan penanggung jawab kepercayaan pelanggan, termasuk yang melibatkan aspek teknologi dan digitalisasi.

CEO harus memastikan bahwa semua unsur kepercayaan, seperti keamanan, privasi, reliabilitas, transparansi, kepatuhan, dan etika, semenjak awal telah tertanam pada inisiatif-inisiatif transformasi digital.

Terlebih pada tahun 2019 di mana inovasi terus bermunculan sebagai penggerak Revolusi Industri 4.0, Artificial Intelligence (AI),  dan Internet of Things (IoT). Inovasi-inovasi ini diadopsi perusahaan tidak hanya menjadi pendorong utama transformasi digital tetapi juga menciptakan dampak positif yang berkelanjutan terhadap kehidupan masyarakat.

Untuk memenuhi tanggung jawab ini, berikut 5 keputusan terkait teknologi yang patut dipertimbangkan CEO demi melewati tahun 2019, seperti yang dijabarkan oleh Haris Izmee, Direktur Utama Microsoft Indonesia

1. Modernisasi Strategi Data
Data merupakan kunci dari proses pertumbuhan perusahaan. Pada sejumlah organisasi besar di Asia-Pasifik, yang sering menjadi tantangan bukan ketersediaan data, melainkan tenaga yang dibutuhkan untuk mengelola data perusahaan yang bertambah.

2. Mempercepat Adopsi Cloud Secara Menyeluruh
Dari awal kemunculan platform cloud, banyak CEO yang mempertanyakan risiko keamanan data serta kepatuhan terhadap regulasi. Namun, dengan hadirnya Azure Stack, perusahaan dapat memilih untuk mengaplikasikan strategi Hybrid Cloud yang memungkinkan pembagian data dan aplikasi di dua domain tersebut. Solusi ini memberikan perusahaan kemampuan untuk mengukur infrastuktur on-premise mereka melalui public cloud secara mulus tanpa harus memberikan akses pusat data kepada pihak ketiga, serta tetap patuh terhadap regulasi yang berlaku.

3. Pengembangan Keterampilan Digital Tenaga Kerja 
Para CEO perlu memprioritaskan pengembangan keterampilan tenaga kerja agar terjadi kesinambungan antara kemampuan pekerja dan proses transformasi. Proses transformasi tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh tenaga kerja yang cakap dan terampil.

4. Menumbuhkan Pola Pikir Digital
Sebesar apa pun pengaplikasian teknologi tidak akan mampu mentransformasi perusahaan ke arah digital secara menyeluruh apabila tidak dibarengi dengan perubahan budaya; budaya yang menerapkan pola pikir terbuka dan menyukai eksperimen. Oleh sebab itu, tiap lini pada bisnis harus menumbuhkan pola pikir digitalnya.

5. Menumbuhkan Kepercayaan (trust)
Dibutuhkan proses yang panjang untuk membangun kepercayaan. Sayangnya, hal ini bisa hancur hanya dalam sekejap mata. Kepercayaan merupakan hal yang krusial bagi organisasi digital yang tidak hanya rentan terhadap serangan dunia maya tetapi juga perlu kekuatan untuk menghadapi tantangan lain, seperti regulasi yang terus berubah serta ekspektasi kepatuhan etika dalam transaksi online dan penanganan data konsumen.