Melakukan migrasi sistem adalah strategi yang memakan waktu dan biaya, apalagi jika perusahaan Anda bermigrasi dari sistem data konvensional ke cloud hybrid. Walau produk komputasi awan seperti Microsoft Azure sudah banyak diadopsi oleh perusahaan lokal, proses migrasi ke sistem ini masih menjadi momok, karena ada banyak hambatan yang harus Anda uraikan.
Untungnya, ada berbagai cara mudah untuk mengatasi tantangan umum proses migrasi dari sistem lama ke cloud. Berikut lima ilustrasi problem umum serta solusinya.
Downtime yang Terlalu Panjang
Migrasi sistem besar-besaran akan menyebabkan downtime yang cukup panjang, sehingga mengganggu kinerja perusahaan. Perusahaan sebaiknya memetakan waktu downtime untuk setiap aspek migrasi, lalu merencanakan langkah-langkah pemindahan sistem berdasarkan peta yang telah dibuat. Anda tidak bisa menghindari downtime, tetapi perencanaan akan membantu perusahaan untuk tetap beroperasi dengan risiko minimal.
Adanya Ketergantungan antar Aplikasi
Dalam sebuah sistem atau basis data perusahaan, berbagai aplikasi tidak bekerja sendiri, tetapi memiliki fungsi yang saling bergantung. Jika Anda memindahkan sistem ke cloud hybrid, beberapa fungsi aplikasi mungkin akan terganggu karena ketergantungan sistem mereka menjadi kacau. Pastikan untuk menganalisis fungsi dan cara kerja setiap aplikasi penting, agar Anda bisa memindahkan setiap aplikasi ke sistem baru tanpa mengganggu kinerja.
Aplikasi yang Tidak Kompatibel
Masalah umum lain terkait aplikasi bisnis serta migrasi ke Azure adalah aplikasi yang tidak kompatibel dengan sistem baru. Ketika aplikasi sudah dipindahkan dan ternyata tidak berjalan dengan baik, Anda akan kehilangan banyak waktu dan uang ekstra. Perusahaan harus memastikan bahwa aplikasi bisnis utama kompatibel dengan Azure. Anda bisa menggunakan fasilitas Azure test environment untuk memeriksa kompatibilitas aplikasi. Solusi ini akan menunjukkan apakah aplikasi bisnis akan bisa berjalan di Azure atau tidak.
Risiko Keamanan saat Migrasi Sistem
Migrasi sistem yang berlangsung dalam waktu lama menghadirkan risiko keamanan pada sistem data perusahaan. Hal ini karena yang dipindahkan bukan hanya infrastruktur, tetapi juga perangkat lunak, program, dan aplikasi. Solusi umumnya adalah penggunaan protokol keamanan pada tingkat aplikasi, jaringan virtual privat (VPN), serta sistem enkripsi end-to-end.
Kejadian Luar Biasa
Ketika melakukan migrasi sistem, hal-hal seperti error atau kehilangan data bisa saja terjadi. Untuk mengatasinya, perusahaan harus mempertimbangkan setiap skenario bencana yang bisa terjadi saat migrasi sistem, dan menyiapkan rencana cadangan.
Ketika menyiapkan rencana migrasi sistem, terutama jika sistem tersebut sangat penting untuk operasi vital perusahaan, pastikan Anda dan tim membuat rencana pencegahan berdasarkan skenario terburuk. Penambahan lapisan keamanan serta sistem data cadangan akan bermanfaat untuk menangani setiap masalah yang mungkin timbul saat proses migrasi ke could hybrid.