Pandemi Covid-19 memengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk kesejahteraan karyawan di tempat kerja. Menurut survei Work Trend Index (WTI) Microsoft 2021, satu dari lima responden mengatakan bahwa tempat mereka bekerja tidak memperhatikan aspek keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan (work-life balance) selama pandemi Covid-19.
Survei yang dilakukan terhadap 30.000 responden dari 31 negara di dunia tersebut juga mengungkapkan bahwa sebanyak 54 responden merasa terlalu banyak beban kerja selama pandemi Covid-19. Bahkan, 39 persen responden juga merasa kelelahan.
Berkaca pada kondisi tersebut, para pemimpin perusahaan harus berupaya mengatasi kesenjangan kesejahteraan yang dialami karyawan. Pasalnya, perusahaan berpotensi kehilangan talenta-talenta terbaik jika kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut. Terlebih, saat ini, bekerja secara remote atau jarak jauh menjadi tren yang kian meningkat. Hal tersebut semakin membuka peluang bagi pekerja untuk mencari pekerjaan di tempat lain dengan lebih mudah.
Guna menghindari hal tersebut, perusahaan-perusahaan di Asia terus berupaya meningkatkan kesejahteraan pekerja, seperti yang telah dilakukan Microsoft. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan karyawan, Microsoft mengimplementasikan pendekatan manajemen “model, coach, care”.
Bagi Microsoft, membangun budaya kerja yang inklusif berarti turut membangun berbagai peluang pertumbuhan, membentuk ruang kerja kolaboratif, dan meninjau dinamika tim secara aktif. Melalui pendekatan tersebut, Microsoft menjalankan strategi penguatan sumber daya manusia (SDM) dengan menghadirkan sejumlah inisiatif.
Salah satunya adalah memberi kesempatan kepada staf regional untuk mengambil cuti secara kolektif pada satu hari tertentu pada April. Tak hanya itu, Microsoft juga menawarkan fleksibilitas bekerja secara hybrid di negara-negara Asia, mengeluarkan kebijakan lima “hari kesejahteraan” tambahan pada cuti tahunan, serta menyediakan webinar dan lokakarya virtual bagi karyawan.
Berbagai inisiatif yang diberikan perusahaan, mulai dari pengembangan SDM hingga jaminan kesehatan, dapat berdampak langsung terhadap kesejahteraan karyawan.
Lebih dari itu, platform teknologi juga dinilai bisa menjadi solusi untuk membantu para pemimpin bisnis memahami, memantau, dan mendukung kesejahteraan karyawan mereka dengan lebih baik.
Salah satu platform yang bisa dipilih perusahaan adalah Microsoft Viva. Untuk diketahui, Microsoft Viva merupakan platform employee engagement yang mengolaborasikan pengetahuan, pembelajaran, sumber daya, dan wawasan untuk membantu para pekerja berkembang di lingkungan hybrid.
Dengan kata lain, platform tersebut dirancang untuk menghubungkan karyawan dan bisnis sehingga dapat meningkatkan produktivitas bekerja secara remote sekaligus memperlancar kegiatan bisnis.
Sebagai informasi, Microsoft Viva dapat menjadi entry point bagi karyawan untuk mengakses rutinitas perkantoran, seperti pertemuan town hall dan meeting divisi.
Selain itu, platform yang mengolaborasikan kemampuan Microsoft 365 dan Microsoft Teams itu juga menghadirkan layanan aplikasi meditasi “Headspace”. Layanan ini dapat membantu karyawan mengatur waktu dan menangani stres.
Demi mengembangkan kualitas SDM perusahaan, Microsoft Viva juga menyediakan pelatihan dan konten pembelajaran yang lengkap dengan dukungan teknologi oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Dengan beragam fitur dan kecanggihan pada Microsoft Viva, Microsoft meyakini bahwa budaya kerja yang berubah akibat pandemi Covid-19 justru dapat semakin meningkatkan kesejahteraan karyawan, termasuk dalam menikmati work-life balance.