Zero Downtime Manufacturing: Cara Menjaga Produksi Tetap Berjalan Saat Sistem Diserang 

Dalam dunia manufaktur modern, waktu adalah aset paling berharga. Setiap detik berhentinya mesin produksi dapat berarti hilangnya ribuan dolar, keterlambatan pengiriman, dan rusaknya reputasi merek. Namun, di era digitalisasi industri 4.0, ancaman terhadap kelancaran produksi tidak hanya datang dari kerusakan fisik mesin, tetapi juga dari serangan siber. Karena itu, kemampuan menjaga proses produksi tetap berjalan tanpa henti, bahkan ketika sistem menghadapi gangguan menjadi semakin penting untuk diterapkan. 

 

1. Mengapa Zero Downtime Penting di Dunia Manufaktur Modern 

Manufaktur saat ini sangat bergantung pada sistem digital seperti Industrial Control Systems (ICS), Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), serta jaringan Internet of Things (IoT). Semua sistem ini saling terhubung untuk memastikan otomatisasi berjalan lancar. Namun, semakin terhubungnya sistem berarti semakin banyak pula celah bagi ancaman siber masuk. 

Bayangkan jika sistem kontrol mesin utama terkena ransomware. Seluruh lini produksi bisa berhenti, data operasional terkunci, dan pengiriman produk tertunda. 
Kejadian seperti ini bukanlah fiksi. Serangan ransomware WannaCry pada 2017 dan NotPetya pada tahun yang sama telah menimbulkan kerugian miliaran dolar di berbagai perusahaan manufaktur global. 

Inilah alasan mengapa konsep Zero Downtime Manufacturing menjadi prioritas strategis. Bukan hanya tentang mencegah serangan, tetapi juga tentang memastikan operasional tetap berjalan meskipun sistem sedang terganggu. 

 

2. Strategi Redundansi: Memiliki “Plan B” untuk Segala Sistem 

Prinsip utama dalam Zero Downtime adalah redundansi, yaitu memiliki sistem cadangan yang siap mengambil alih kapan pun sistem utama gagal. Dalam manufaktur, redundansi bisa diterapkan pada beberapa level: 

  • Redundansi Jaringan: Menyediakan jalur koneksi internet atau data alternatif agar sistem tetap dapat berkomunikasi jika jalur utama terputus. 
  • Redundansi Server dan Cloud: Menyimpan data dan aplikasi penting di dua lokasi berbeda (on-premise dan cloud) sehingga sistem tetap bisa beroperasi walau satu sisi diserang. 
  • Redundansi Mesin Produksi: Memastikan mesin cadangan siap digunakan untuk menggantikan unit yang mengalami gangguan teknis atau digital. 

Dengan arsitektur sistem yang memiliki backup otomatis, downtime dapat diminimalkan bahkan hingga nol detik. Dalam konteks serangan siber, strategi ini memungkinkan produksi tetap berjalan meski sebagian sistem sedang diisolasi untuk pemulihan. 

 

3. Segmentasi Jaringan: Menghalangi Serangan Menyebar 

Banyak pabrik modern memiliki sistem yang saling terhubung. Jika tidak diatur dengan baik, satu titik serangan dapat menyebar ke seluruh jaringan. Oleh karena itu, praktik network segmentation menjadi kunci penting dalam menjaga kontinuitas produksi. 

Segmentasi berarti memisahkan jaringan produksi dari jaringan administrasi atau kantor. Misalnya, jaringan yang mengontrol robot industri tidak seharusnya memiliki akses langsung ke internet publik. Dengan cara ini, jika terjadi serangan siber pada komputer kantor, dampaknya tidak langsung menjalar ke sistem kontrol mesin. 

Selain itu, sistem keamanan seperti firewall industri, intrusion detection system (IDS), dan zero trust architecture dapat menambah lapisan perlindungan agar serangan tidak menyebar secara horizontal. Pendekatan ini bukan hanya melindungi, tetapi juga menjaga agar bagian-bagian produksi yang aman tetap bisa berjalan saat salah satu segmen diserang. 

 

4. Pemantauan Real-Time dan Deteksi Dini Ancaman 

Zero downtime tidak dapat dicapai tanpa kemampuan untuk mendeteksi ancaman secara cepat. Dalam industri manufaktur modern, waktu respons terhadap insiden bisa menentukan apakah pabrik tetap beroperasi atau terhenti total. 

Sistem Security Operations Center (SOC) dan Industrial Security Monitoring kini menjadi bagian penting dari strategi Zero Downtime. Dengan pemantauan real-time, perusahaan dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan seperti peningkatan trafik data yang tidak wajar, upaya akses ilegal, atau modifikasi sistem tanpa izin. 
Jika ancaman terdeteksi, sistem dapat secara otomatis mengisolasi area yang terdampak sambil menjaga bagian lain tetap berfungsi. 

Selain teknologi, tim keamanan siber juga harus dilatih untuk merespons dengan cepat dan efektif karena Zero Downtime bukan hanya tentang sistem yang kuat, tetapi juga tim yang siap bertindak. 

 

5. Backup dan Recovery Otomatis: Menyelamatkan Data dengan Cepat 

Ketika serangan terjadi, langkah paling krusial adalah memulihkan sistem secepat mungkin. Oleh karena itu, backup data secara otomatis dan teratur menjadi tulang punggung Zero Downtime Manufacturing. 

Praktik terbaiknya adalah menerapkan strategi 3-2-1 backup: tiga salinan data, dua disimpan di media berbeda, dan satu di lokasi offsite atau cloud. Backup ini harus diuji secara berkala untuk memastikan dapat digunakan saat dibutuhkan. 

Selain itu, dengan memanfaatkan disaster recovery automation, sistem dapat melakukan pemulihan secara otomatis tanpa campur tangan manual. Hasilnya, waktu pemulihan (Recovery Time Objective) dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga produksi bisa segera kembali berjalan meskipun sempat terganggu. 

 

6. Kolaborasi Antara IT dan OT: Kunci Keberhasilan Zero Downtime 

Salah satu tantangan terbesar di industri manufaktur adalah memadukan dua dunia yang berbeda: Information Technology (IT) dan Operational Technology (OT). IT fokus pada data dan jaringan, sementara OT berfokus pada kontrol mesin dan operasi fisik. 

Dalam konteks keamanan siber dan Zero Downtime, keduanya harus bekerja bersama. Kolaborasi ini memastikan bahwa setiap kebijakan keamanan digital juga mempertimbangkan kebutuhan operasional pabrik. Misalnya, bagaimana menjaga stabilitas mesin sambil memperbarui sistem keamanan. 

Dengan kolaborasi yang baik, perusahaan dapat menciptakan sistem keamanan yang tidak hanya melindungi dari serangan, tetapi juga memastikan tidak ada gangguan terhadap proses produksi.

 

Ketahanan Digital Adalah Kunci Produksi Tanpa Henti 

Zero Downtime Manufacturing bukan sekadar slogan, melainkan strategi menyeluruh untuk menciptakan ketahanan digital di sektor industri. Ketika sistem manufaktur menjadi semakin cerdas dan terhubung, risiko serangan siber juga meningkat. Namun, dengan perencanaan yang matang. Mulai dari redundansi, segmentasi jaringan, pemantauan real-time, hingga kolaborasi antara IT dan OT, perusahaan dapat memastikan bahwa produksi tetap berjalan bahkan dalam situasi krisis. 

Di dunia di mana “setiap detik berarti uang”, kemampuan untuk terus beroperasi tanpa henti bukan hanya keunggulan kompetitif, tetapi juga fondasi keberlanjutan bisnis. 
Dengan menerapkan prinsip Zero Downtime, industri manufaktur tidak hanya menjadi lebih efisien, tetapi juga lebih tangguh dalam menghadapi ancaman digital masa depan. 

Ingin tahu lebih detail tentang strategi zero downtime yang sesuai untuk perusahaan Anda? Konsultasikan sekarang dengan expert kami! 

5 Langkah Membangun Sistem Keamanan Data untuk Perusahaan Manufaktur

5 Langkah Membangun Sistem Keamanan Data untuk Perusahaan Manufaktur 

Di era industri 4.0, perusahaan manufaktur semakin bergantung pada teknologi digital, mulai dari sistem otomasi, Internet of Things (IoT), hingga cloud computing. Namun, di balik efisiensi yang ditawarkan, muncul risiko baru: ancaman siber yang menargetkan data dan sistem produksi. 

Satu serangan siber saja dapat menyebabkan gangguan operasional, pencurian data, hingga kerugian finansial besar. Karena itu, membangun sistem keamanan data yang kuat bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan utama bagi setiap perusahaan manufaktur. 

Berikut lima langkah strategis untuk membangun sistem keamanan data yang efektif dan berkelanjutan. 

 

1. Lakukan Audit Keamanan Menyeluruh

Langkah pertama dalam membangun sistem keamanan data adalah memahami risiko dan celah yang ada. Audit keamanan menyeluruh akan membantu perusahaan mengetahui: 

  • Aset digital apa saja yang dimiliki (data produksi, informasi pelanggan, desain produk, dll). 
  • Titik lemah di jaringan, server, atau sistem operasi. 
  • Potensi ancaman internal maupun eksternal. 
  • Hasil audit ini menjadi dasar dalam merancang strategi keamanan yang tepat sasaran, bukan hanya solusi umum. 

Tips: Gunakan jasa konsultan keamanan atau tim IT internal untuk melakukan penetration test secara berkala. Solusi keamanan modern seperti Microsoft Azure Security Center juga dapat membantu memantau dan menganalisis potensi ancaman secara real-time di seluruh infrastruktur cloud dan on-premise.

 

2. Terapkan Kebijakan Akses dan Otentikasi yang Ketat

Banyak pelanggaran data terjadi karena akses yang tidak terkendali. Setiap karyawan, vendor, atau mitra bisnis sebaiknya hanya memiliki akses sesuai kebutuhan tugasnya (principle of least privilege). 

Langkah penting yang perlu diterapkan: 

  • Gunakan Multi-Factor Authentication (MFA) untuk sistem kritikal. 
  • Buat sistem izin berbasis peran (role-based access control). 
  • Nonaktifkan akun yang sudah tidak aktif secara otomatis. 

Melalui Azure Active Directory (Azure AD), perusahaan dapat mengelola identitas dan akses pengguna secara terpusat, termasuk menerapkan MFA dan kebijakan keamanan berbasis peran.

 

3. Lindungi Sistem Operasional (OT) dan Teknologi Informasi (IT)

Dalam industri manufaktur, sistem OT (Operational Technology) seperti mesin, robotik, dan SCADA sering terhubung dengan sistem IT. Keterhubungan ini meningkatkan efisiensi, tetapi juga membuka celah bagi serangan siber. 

Langkah perlindungan yang bisa dilakukan: 

  • Pisahkan jaringan OT dan IT untuk menghindari penyebaran malware. 
  • Gunakan firewall industri dan sistem deteksi intrusi (IDS/IPS). 
  • Lakukan pembaruan software dan patching secara rutin. 
  • Integrasi keamanan antara IT dan OT akan menjaga keberlangsungan produksi tanpa gangguan. 

Solusi seperti Acronis Cyber Protect dapat memberikan perlindungan terpadu terhadap sistem OT dan IT melalui kombinasi anti-malware, endpoint protection, dan data backup yang aman — memastikan keberlangsungan produksi tanpa gangguan.

4. Edukasi dan Latih Karyawan tentang Keamanan Siber

Karyawan sering menjadi titik terlemah dalam sistem keamanan data. Banyak serangan siber dimulai dari email phishing atau kesalahan manusia sederhana. 

Maka dari itu, perusahaan perlu membangun budaya keamanan siber melalui: 

  • Pelatihan rutin tentang ancaman dan cara mengenalinya. 
  • Simulasi serangan phishing untuk mengukur kesiapan tim. 
  • Panduan respons cepat jika terjadi insiden keamanan. 

Karyawan yang sadar akan risiko siber adalah lapisan pertahanan pertama yang sangat efektif. 

5. Siapkan Rencana Pemulihan dan Respons Insiden

Tidak ada sistem yang 100% aman. Karena itu, perusahaan harus memiliki rencana pemulihan bencana (Disaster Recovery Plan) dan rencana tanggap insiden (Incident Response Plan) yang jelas. 

Rencana ini mencakup: 

  • Prosedur isolasi sistem yang terinfeksi. 
  • Langkah pemulihan data melalui backup yang aman. 
  • Komunikasi internal dan eksternal selama insiden berlangsung. 
  • Dengan kesiapan ini, perusahaan dapat meminimalkan downtime dan mengembalikan operasional lebih cepat setelah serangan. 

Solusi seperti Acronis Cyber Backup atau Azure Backup memungkinkan perusahaan menyimpan salinan data secara terenkripsi di cloud dan memulihkannya dengan cepat setelah serangan. Dengan kesiapan ini, perusahaan dapat meminimalkan downtime dan mengembalikan operasional lebih cepat.

 

Kesimpulan 

Membangun sistem keamanan data yang kuat dalam industri manufaktur bukan hanya soal teknologi, tetapi juga strategi dan budaya kerja. Mulailah dari identifikasi risiko, kontrol akses, perlindungan sistem, edukasi karyawan, hingga kesiapan menghadapi insiden. 

Dengan dukungan solusi modern seperti Acronis Cyber Protect dan Microsoft Azure Security, perusahaan manufaktur dapat melindungi aset digitalnya sekaligus menjaga keberlanjutan operasional di tengah meningkatnya ancaman siber global

Jenis Ancaman Siber yang Paling Sering Menyerang Industri Manufaktur

Jenis Ancaman Siber yang Paling Sering Menyerang Industri Manufaktur 

Industri manufaktur kini semakin bergantung pada teknologi digital dan sistem otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi produksi. Namun, transformasi digital ini juga membuka celah baru bagi para pelaku kejahatan siber. Faktanya, menurut berbagai laporan keamanan global, industri manufaktur menjadi salah satu target utama serangan siber karena sifat operasionalnya yang kompleks dan data industrinya yang bernilai tinggi. 

Berikut adalah jenis-jenis ancaman siber yang paling sering menyerang sektor manufaktur, beserta dampak dan cara pencegahannya. 

 

1. Ransomware 

Ransomware merupakan salah satu ancaman paling umum dalam dunia industri. Serangan ini mengenkripsi data perusahaan dan menuntut tebusan agar akses dapat dipulihkan. Bagi industri manufaktur, ransomware sangat berbahaya karena dapat menghentikan jalur produksi, mengganggu rantai pasok, dan menimbulkan kerugian finansial besar hanya dalam hitungan jam. 

Pada tahun 2022, sistem internal Bank Indonesia diserang oleh ransomware Conti, yang menyebabkan sebagian data internal bocor ke dark web. Meskipun operasional utama bank tetap berjalan, serangan ini tetap mengganggu keamanan reputasi lembaga tersebut. 

Untuk mencegah terjadinya serangan serupa, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan: 

  • Lakukan backup data secara berkala. 
  • Gunakan sistem keamanan berlapis (multi-layer security). 
  • Edukasi karyawan agar tidak membuka lampiran atau tautan mencurigakan. 

 

2. Phishing dan Social Engineering 

Serangan phishing sering kali menjadi “pintu masuk” utama bagi hacker. Pelaku biasanya mengirimkan email palsu yang tampak resmi, berisi tautan berbahaya atau permintaan data sensitif. Dalam industri manufaktur, teknik ini sering digunakan untuk mencuri kredensial login ke sistem ERP, SCADA, atau jaringan internal. 

Di tahun 2020, perusahaan otomotif Honda Motor Company mengalami serangan siber besar yang diduga berawal dari email phishing. Serangan tersebut menonaktifkan jaringan internal dan sistem produksi di beberapa negara, termasuk Jepang dan Eropa. Akibatnya, operasi manufaktur sempat terhenti selama beberapa hari. Investigasi menunjukkan bahwa pelaku memanfaatkan teknik social engineering untuk mengelabui karyawan agar membuka lampiran berbahaya yang kemudian menginstal malware Snake (Ekans). 

Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain: 

  • Terapkan pelatihan kesadaran keamanan (security awareness training) secara rutin bagi seluruh karyawan. 
  • Gunakan filter email dan deteksi phishing otomatis. 
  • Terapkan otentikasi multi-faktor (MFA) untuk semua akun penting. 
  • Laporkan segera email atau pesan mencurigakan kepada tim IT. 

 

3. Serangan pada Sistem OT (Operational Technology) 

Berbeda dari IT, sistem OT seperti SCADA dan ICS (Industrial Control System) mengendalikan proses fisik di pabrik. Sayangnya, banyak sistem OT masih menggunakan infrastruktur lama yang rentan terhadap eksploitasi. Serangan pada OT dapat menyebabkan kerusakan mesin, gangguan produksi, bahkan risiko keselamatan pekerja. 

Colonial Pipeline, salah satu perusahaan distribusi bahan bakar terbesar di Amerika Serikat, mengalami serangan siber yang berdampak besar pada sistem operasionalnya pada tahun 2021. Serangan ini bermula dari pelanggaran pada jaringan IT, namun kemudian memaksa perusahaan menutup seluruh sistem OT sebagai langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran ransomware ke jaringan kontrol industri.  

Berikut cara melindungi perusahaan dari serangan pada Sistem OT: 

  • Pisahkan jaringan OT dan IT (network segmentation). 
  • Gunakan firewall industri dan sistem deteksi intrusi khusus OT. 
  • Lakukan patching rutin pada perangkat dan software industri. 

 

4. Serangan Supply Chain 

Ancaman siber tidak selalu datang langsung ke perusahaan, tetapi juga melalui pihak ketiga seperti vendor atau pemasok. Serangan supply chain dapat menyusup melalui pembaruan software, komponen hardware, atau sistem yang terhubung dengan jaringan utama pabrik. 

Pada tahun 2020, terjadi serangan besar terhadap perusahaan perangkat lunak SolarWinds, yang dikenal menyediakan platform manajemen jaringan bernama Orion. Peretas berhasil menyusup ke proses pembaruan perangkat lunak Orion dan menyisipkan kode berbahaya di dalamnya. Akibatnya, lebih dari 18.000 organisasi di seluruh dunia, termasuk lembaga pemerintahan Amerika Serikat dan perusahaan besar seperti Microsoft serta Intel, secara tidak sadar menginstal malware tersebut melalui pembaruan resmi. 

Untuk mencegah hal yang sama terjadi, Anda dapat melakukan hal-hal ini: 

  • Lakukan audit keamanan secara berkala. 
  • Gunakan konsep Zero Trust, yaitu tidak langsung mempercayai pihak mana pun dalam jaringan. 
  • Pastikan pembaruan perangkat lunak hanya berasal dari sumber resmi dan telah diverifikasi. 
  • Terapkan pemantauan berkelanjutan (continuous monitoring) terhadap integritas sistem pihak ketiga. 

 

5. Insider Threat (Ancaman dari Dalam) 

Ancaman tidak selalu datang dari luar perusahaan. Karyawan atau kontraktor yang memiliki akses ke sistem internal dapat secara sengaja atau tidak sengaja membocorkan data sensitif. 

Seorang mantan karyawan Tesla diketahui telah mencuri dan membocorkan informasi rahasia perusahaan pada tahun 2019. Ia mengakses sistem produksi dan mengekspor sejumlah besar data sensitif, termasuk foto serta video dari jalur perakitan. Pelaku juga mengubah kode dalam sistem operasi manufaktur Tesla, yang berpotensi mengganggu proses produksi. Kasus ini menunjukkan bahwa ancaman dari dalam dapat menimbulkan kerugian besar meskipun sistem keamanan eksternal sudah kuat. 

Agar tetap aman dari ancaman dari dalam, berikut upaya yang dapat dilakukan: 

  • Batasi hak akses sesuai kebutuhan pekerjaan. 
  • Pantau aktivitas pengguna dengan sistem audit log. 
  • Bangun budaya keamanan yang kuat di dalam organisasi. 

 

Kesimpulan 

Serangan siber terhadap industri manufaktur tidak bisa dianggap remeh. Dampaknya tidak hanya pada data, tetapi juga dapat mengganggu operasi produksi, reputasi, hingga keselamatan kerja. Oleh karena itu, strategi keamanan siber harus menjadi bagian penting dari transformasi digital manufaktur. Investasi pada sistem keamanan, pelatihan karyawan, serta pemantauan aktif dapat membantu perusahaan bertahan dari ancaman siber yang terus berkembang. 

soc security operations center

Apa Itu Pusat Operasi Keamanan (SOC)?

Apa itu SOC?

Security Operations Center (SOC) adalah fungsi atau tim terpusat yang bertanggung jawab untuk meningkatkan cyber security organisasi dan mencegah, mendeteksi, dan menanggapi ancaman. Tim SOC, yang mungkin berada di tempat atau dialihdayakan, memantau identitas, end-point, server, basis data, aplikasi jaringan, situs web, dan sistem lain untuk mengungkap potensi serangan siber secara real time. Itu juga melakukan pekerjaan keamanan proaktif dengan menggunakan intelijen ancaman terbaru untuk tetap mengikuti kelompok ancaman dan infrastruktur serta mengidentifikasi dan mengatasi kerentanan sistem atau proses sebelum penyerang mengeksploitasinya. Sebagian besar SOC beroperasi sepanjang waktu tujuh hari seminggu, dan organisasi besar yang menjangkau beberapa negara mungkin juga bergantung pada pusat operasi keamanan global (GSOC) untuk tetap berada di atas ancaman keamanan di seluruh dunia dan mengoordinasikan deteksi dan respons di antara beberapa SOC lokal.

Fungsi Security Operations Center

SOC diterapkan untuk menjalankan fungsi berikut untuk membantu mencegah, merespons, dan pulih dari serangan.

Persediaan aset dan alat
Untuk menghilangkan titik buta dan celah dalam cakupan, SOC memerlukan visibilitas ke dalam aset yang dilindunginya dan wawasan ke dalam alat yang digunakannya untuk mempertahankan organisasi. Ini berarti memperhitungkan semua database, layanan cloud, identitas, aplikasi, dan titik akhir di seluruh lokal dan beberapa cloud. Tim juga melacak semua solusi keamanan yang digunakan dalam organisasi, seperti firewall, anti-malware, anti-ransomware, dan perangkat lunak pemantauan.

Mengurangi permukaan serangan
Tanggung jawab utama SOC adalah mengurangi permukaan serangan organisasi. SOC melakukannya dengan memelihara inventarisasi semua beban kerja dan aset, menerapkan tambalan keamanan ke perangkat lunak dan firewall, mengidentifikasi kesalahan konfigurasi, dan menambahkan aset baru saat mereka online. Anggota tim juga bertanggung jawab untuk meneliti ancaman yang muncul dan menganalisis keterpaparan, yang membantu mereka tetap berada di depan ancaman terbaru.

Pemantauan berkelanjutan
Menggunakan solusi analitik keamanan seperti solusi security information enterprise management (SIEM), security orchestration, automation, and response (SOAR) solution, atau extended detection and response (XDR), tim SOC memantau seluruh lingkungan—di lokasi, cloud, aplikasi, jaringan, dan perangkat—sepanjang hari, setiap hari, untuk mengungkap ketidaknormalan atau perilaku yang mencurigakan. Alat ini mengumpulkan telemetri, mengumpulkan data, dan dalam beberapa kasus, mengotomatiskan respons insiden.

Intelijen ancaman
SOC juga menggunakan analitik data, umpan eksternal, dan laporan ancaman produk untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku, infrastruktur, dan motif penyerang. Kecerdasan ini memberikan gambaran besar tentang apa yang terjadi di internet dan membantu tim memahami cara kerja grup. Dengan informasi ini, SOC dapat dengan cepat mengungkap ancaman dan membentengi organisasi terhadap risiko yang muncul.

Deteksi ancaman
Tim SOC menggunakan data yang dihasilkan oleh solusi SIEM dan XDR untuk mengidentifikasi ancaman. Ini dimulai dengan menyaring positif palsu dari masalah sebenarnya. Kemudian mereka memprioritaskan ancaman berdasarkan tingkat keparahan dan potensi dampaknya terhadap bisnis.

Manajemen log
SOC juga bertanggung jawab untuk mengumpulkan, memelihara, dan menganalisis data log yang dihasilkan oleh setiap titik akhir, sistem operasi, mesin virtual, aplikasi lokal, dan peristiwa jaringan. Analisis membantu menetapkan garis dasar untuk aktivitas normal dan mengungkap anomali yang mungkin mengindikasikan malware , ransomware , atau virus.

Tanggapan insiden
Setelah serangan dunia maya teridentifikasi, SOC dengan cepat mengambil tindakan untuk membatasi kerusakan pada organisasi dengan gangguan bisnis sesedikit mungkin. Langkah-langkahnya mungkin termasuk mematikan atau mengisolasi titik akhir dan aplikasi yang terpengaruh, menangguhkan akun yang disusupi, menghapus file yang terinfeksi, dan menjalankan perangkat lunak anti-virus dan anti-malware.

Pemulihan dan perbaikan
Setelah serangan, SOC bertanggung jawab untuk memulihkan perusahaan ke keadaan semula. Tim akan menghapus dan menyambungkan kembali disk, identitas, email, dan titik akhir, memulai ulang aplikasi, beralih ke sistem cadangan, dan memulihkan data.

Investigasi penyebab utama
Untuk mencegah serangan serupa terjadi lagi, SOC melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengidentifikasi kerentanan, proses keamanan yang buruk, dan pembelajaran lain yang berkontribusi terhadap insiden tersebut.

Penyempurnaan keamanan
SOC menggunakan intelijen apa pun yang dikumpulkan selama insiden untuk mengatasi kerentanan, meningkatkan proses dan kebijakan, serta memperbarui peta jalan keamanan.

Manajemen kepatuhan
Bagian penting dari tanggung jawab SOC adalah memastikan bahwa aplikasi, alat keamanan, dan proses mematuhi peraturan privasi, seperti Peraturan Perlindungan Data Global (GDPR), Undang-Undang Privasi Konsumen California (CCPA), dan Undang-Undang Portabilitas dan Akuntabilitas Asuransi Kesehatan (HIPPA). Tim mengaudit sistem secara rutin untuk memastikan kepatuhan dan memastikan bahwa regulator, penegak hukum, dan pelanggan diberi tahu setelah terjadi pelanggaran data.

Jenis SOC

Ada beberapa cara organisasi mengatur SOC mereka. Beberapa memilih untuk membangun SOC khusus dengan staf penuh waktu. Jenis SOC ini dapat bersifat internal dengan lokasi fisik di tempat, atau dapat bersifat virtual dengan koordinasi staf dari jarak jauh menggunakan alat digital. Banyak SOC virtual menggunakan kombinasi kontrak dan staf penuh waktu. SOC outsourcing, yang juga dapat disebut SOC terkelola atau pusat operasi keamanan sebagai layanan, dijalankan oleh penyedia layanan keamanan terkelola, yang bertanggung jawab untuk mencegah, mendeteksi, menginvestigasi, dan merespons ancaman. Dimungkinkan juga untuk menggunakan kombinasi staf internal dan penyedia layanan keamanan terkelola. Versi ini disebut commanaged atau hybrid SOC. Organisasi menggunakan pendekatan ini untuk menambah staf mereka sendiri. Misalnya, jika mereka tidak memiliki penyelidik ancaman, mungkin lebih mudah mempekerjakan pihak ketiga daripada mencoba mempekerjakan mereka secara internal.

Pentingnya SOC

SOC yang kuat membantu bisnis, pemerintah, dan organisasi lain tetap terdepan dalam lanskap ancaman siber yang berkembang. Ini bukanlah tugas yang mudah. Baik penyerang maupun komunitas pertahanan sering mengembangkan teknologi dan strategi baru, dan butuh waktu serta fokus untuk mengelola semua perubahan. Menggunakan pengetahuannya tentang lingkungan keamanan siber yang lebih luas serta pemahamannya tentang kelemahan internal dan prioritas bisnis, SOC membantu organisasi mengembangkan peta jalan keamanan yang sejalan dengan kebutuhan bisnis jangka panjang. SOC juga dapat membatasi dampak bisnis ketika serangan terjadi. Karena mereka terus memantau jaringan dan menganalisis data peringatan, mereka lebih mungkin menangkap ancaman lebih awal daripada tim yang tersebar di antara beberapa prioritas lainnya. Dengan pelatihan reguler dan proses yang terdokumentasi dengan baik, SOC dapat mengatasi insiden saat ini dengan cepat—bahkan di bawah tekanan ekstrem. Ini mungkin sulit bagi tim yang tidak fokus pada operasi keamanan sepanjang hari, setiap hari.

Manfaat Security Operations Center

Dengan menyatukan orang, alat, dan proses yang digunakan untuk melindungi organisasi dari ancaman, SOC membantu organisasi mempertahankan diri dari serangan dan pelanggaran secara lebih efisien dan efektif.

Postur keamanan yang kuat
Meningkatkan keamanan organisasi adalah pekerjaan yang tidak pernah selesai. Dibutuhkan pemantauan, analisis, dan perencanaan yang berkelanjutan untuk mengungkap kerentanan dan tetap berada di atas perubahan teknologi. Ketika orang memiliki prioritas yang bersaing, pekerjaan ini mudah diabaikan demi tugas-tugas yang terasa lebih mendesak. SOC terpusat membantu memastikan bahwa proses dan teknologi terus ditingkatkan, mengurangi risiko serangan yang berhasil.

Respon kejadian cepat
Itu membuat perbedaan besar seberapa cepat serangan cyber ditemukan dan dimatikan. Dengan alat, orang, dan kecerdasan yang tepat, banyak pelanggaran dihentikan sebelum menimbulkan kerusakan apa pun. Tetapi aktor jahat juga pintar untuk tetap bersembunyi, mencuri data dalam jumlah besar, dan meningkatkan hak istimewa mereka sebelum ada yang menyadarinya. Insiden keamanan juga merupakan peristiwa yang sangat menegangkan—terutama bagi orang yang tidak berpengalaman dalam menanggapi insiden. Dengan menggunakan intelijen ancaman terpadu dan prosedur yang terdokumentasi dengan baik, tim SOC dapat mendeteksi, merespons, dan pulih dari serangan dengan cepat.

Kepatuhan terhadap peraturan privasi
Industri, negara bagian, negara, dan wilayah memiliki berbagai peraturan yang mengatur pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data. Banyak yang mengharuskan organisasi untuk melaporkan pelanggaran data dan menghapus data pribadi atas permintaan konsumen. Memiliki proses dan prosedur yang tepat sama pentingnya dengan memiliki teknologi yang tepat. Anggota SOC membantu organisasi untuk mematuhinya dengan menjaga agar teknologi dan proses data tetap mutakhir.

Penurunan biaya pelanggaran
Pelanggaran yang terjadi bisa sangat mahal bagi organisasi. Pemulihan sering menyebabkan downtime yang signifikan, dan banyak bisnis kehilangan pelanggan atau berjuang untuk mendapatkan akun baru segera setelah insiden. Dengan mengungguli penyerang dan merespons dengan cepat, SOC membantu organisasi menghemat waktu dan uang saat mereka kembali ke operasi normal.

SOC Cyber Security

SOC cyber security adalah bagian penting dari keseluruhan infrastruktur TI. SOC memantau dan menganalisis data untuk mendeteksi anomali dan potensi ancaman terhadap keamanan organisasi Anda. Bagian SOC juga memberikan informasi real-time tentang ancaman sehingga Anda dapat merespons dengan cepat sebelum ancaman tersebut menimbulkan kerusakan.

OC untuk cyber security diperkirakan akan terus diminati. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu menjaga keterampilan Anda tetap mutakhir dan dapat dipasarkan dengan mengikuti tren terbaru di bidang ini. Seperti yang telah kita bahas di sini hari ini, SOC untuk profesional cyber security dapat menemukan diri mereka bekerja pada berbagai proyek yang terkait dengan melindungi infrastruktur TI organisasi dari serangan seperti penipuan phishing atau infeksi malware.

Jenis Alat dan Teknologi dalam SOC

Security information and event management (SIEM)
Salah satu alat terpenting dalam SOC adalah solusi SIEM berbasis cloud, yang mengumpulkan data dari berbagai solusi keamanan dan file log. Menggunakan intelijen ancaman dan AI, alat ini membantu SOC mendeteksi ancaman yang berkembang, mempercepat respons insiden, dan tetap berada di depan penyerang.

Security orchestration, automation, and response (SOAR)
SOAR mengotomatiskan tugas pengayaan, respons, dan remediasi yang berulang dan dapat diprediksi, membebaskan waktu dan sumber daya untuk penyelidikan dan perburuan yang lebih mendalam.

Extended detection and response (XDR)
XDR adalah perangkat lunak sebagai alat layanan yang menawarkan keamanan holistik dan optimal dengan mengintegrasikan produk dan data keamanan ke dalam solusi yang disederhanakan. Organisasi menggunakan solusi ini untuk secara proaktif dan efisien mengatasi lanskap ancaman yang berkembang dan tantangan keamanan yang kompleks di lingkungan hybrid multicloud. Berbeda dengan sistem seperti deteksi dan respons titik akhir (EDR), XDR memperluas cakupan keamanan, mengintegrasikan perlindungan di berbagai produk yang lebih luas, termasuk titik akhir organisasi, server, aplikasi cloud, email, dan lainnya. Dari sana, XDR menggabungkan pencegahan, deteksi, investigasi, dan respons untuk memberikan visibilitas, analitik, peringatan insiden terkait, dan respons otomatis untuk meningkatkan keamanan data dan memerangi ancaman.

Firewall
Firewall memantau lalu lintas ke dan dari jaringan, mengizinkan atau memblokir lalu lintas berdasarkan aturan keamanan yang ditentukan oleh SOC.

Manajemen log
Sering dimasukkan sebagai bagian dari SIEM, solusi manajemen log mencatat semua peringatan yang datang dari setiap perangkat lunak, perangkat keras, dan titik akhir yang berjalan di organisasi. Log ini memberikan informasi tentang aktivitas jaringan.

Manajemen kerentanan
Alat ini memindai jaringan untuk membantu mengidentifikasi kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang.

Analitik perilaku pengguna
Dibangun di banyak alat keamanan modern, analitik perilaku pengguna dan entitas menggunakan AI untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari berbagai perangkat untuk menetapkan garis dasar aktivitas normal bagi setiap pengguna dan entitas. Ketika suatu peristiwa menyimpang dari garis dasar, itu ditandai untuk analisis lebih lanjut.

SOC dan SIEM

Tanpa SIEM akan sangat sulit bagi SOC untuk mencapai misinya. SIEM modern menawarkan:

  • Agregasi log: SIEM mengumpulkan data log dan menghubungkan peringatan, yang digunakan analis untuk deteksi dan perburuan ancaman.
  • Konteks: Karena SIEM mengumpulkan data di semua teknologi dalam organisasi, SIEM membantu menghubungkan titik-titik di antara insiden individu untuk mengidentifikasi serangan canggih.
  • Lebih sedikit peringatan: Dengan menggunakan analitik dan AI untuk menghubungkan peringatan dan mengidentifikasi peristiwa paling serius, SIEM mengurangi jumlah insiden yang perlu ditinjau dan dianalisis orang.
  • Tanggapan otomatis: Aturan bawaan memungkinkan SIEM mengidentifikasi kemungkinan ancaman dan memblokirnya tanpa interaksi orang.

Penting juga untuk dicatat bahwa SIEM saja tidak cukup untuk melindungi organisasi. Orang-orang diperlukan untuk mengintegrasikan SIEM dengan sistem lain, menentukan parameter untuk deteksi berbasis aturan, dan mengevaluasi peringatan. Inilah sebabnya mengapa menentukan strategi SOC dan mempekerjakan staf yang tepat sangatlah penting.

Layanan Security Operations Center (SOC)

Ada beragam solusi yang tersedia untuk membantu SOC mempertahankan organisasi. Yang terbaik bekerja bersama untuk memberikan cakupan lengkap di seluruh lokal dan beberapa cloud. Pelajari selengkapnya tentang solusi SOC kami.