Pandemi Covid-19 memberi dampak besar pada perekonomian dunia. Meski demikian, roda perekonomian yang sempat berhenti di masa awal pandemi kini perlahan mulai berputar kembali. Untuk tetap bertahan selama pandemi Covid-19, banyak pengusaha yang mulai memanfaatkan teknologi digital. Memasarkan produk melalui platform digital menjadi cara tepat untuk tetap mendapatkan keuntungan.
Namun, transformasi digital yang dilakukan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak pengusaha yang salah langkah karena tidak memiliki pemahaman yang dalam mengenai digital marketing.
Setidaknya ada lima kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemasar digital atau pemilik bisnis yang baru terjun ke dunia digital.
Kesalahan pertama adalah salah pengertian. Banyak orang berpikir bahwa posting produk di media sosial, seperti Instagram, merupakan pemasaran digital. Hal ini tidak sepenuhnya salah. Namun, jika pengikut media sosial akun tersebut masih sedikit, jangkauan komunikasi masih terbatas. Dengan demikian, diperlukan iklan berbayar untuk menjangkau konsumen lebih luas lagi.
Kesalahan berikutnya adalah tidak memiliki perencanaan media. Jangan berharap bisa mencapai target dalam sebuah kampanye iklan tanpa memiliki perencanaan sebelumnya. Perencanaan media meliputi kampanye iklan yang dilakukan, jenis konten, sasaran audiens, media yang digunakan, waktu penerbitan iklan, dan indikator yang diperlukan untuk melihat efektifitas iklan yang digunakan. Biaya yang digunakan untuk beriklan juga termasuk dalam perencanaan.
Salah satu pendekatan perencanaan pemasaran digital yang mudah dilakukan tetapi powerful adalah Diamond Model (Dianta Hasri, 2021). Jadi, buatlah sebuah perencanaan yang sederhana, tetapi mencakup aspek-aspek yang sudah disebutkan. Hal tersebut bertujuan agar Anda dapat maksimal dalam menggunakan bujet iklan.
Kesalahan ketiga adalah berekspektasi instan. Banyak pemasar pemula berekspektasi tinggi terhadap setiap iklan digital yang baru dilakukan. Biasanya, mereka berharap langsung mendapatkan penjualan yang meningkat drastis, konsumen bertambah, atau terjadi re-purchasing dengan intensitas tinggi. Mengharapkan hal tersebut memang tidak ada salahnya. Namun, yang perlu diingat, konsep dari beriklan adalah berkomunikasi untuk memengaruhi.
Agar konsumen terpengaruh dan akhirnya membeli produk, dibutuhkan waktu dan tahapan-tahapan. Pasalnya, konsumen digital sudah jeli melihat dan membandingkan satu produk dengan produk lain. Oleh karena itu, Dianta menyarankan pemasar pemula menggunakan konsep funnel marketing atau pendekatan awareness, interest, desire, action (AIDA) dalam meningkatkan efektivitas iklan.
Kesalahan keempat adalah bergantung pada media sosial. Dengan perencanaan dan pengetahuan yang sedikit terkait pemasaran digital, biasanya pemasar hanya bergantung pada iklan di media sosial, seperti Instagram dan Facebook. Padahal, saat ini tersedia berbagai jenis media digital yang bisa dimanfaatkan, seperti email marketing, location based messaging, dan bekerja sama dengan influencer. Anda pun dapat mengenali dan memilih media digital yang tepat untuk melengkapi strategi digital produk yang dipasarkan.
Kesalahan terakhir adalah tidak melakukan testing. Satu hal penting sebelum beriklan adalah melakukan testing. Secara teknis, proses ini dikenal dengan istilah A/B testing. Para pemasar dapat mencoba melemparkan dua buah iklan atau lebih dengan pesan yang sama tetapi konten atau desain yang digunakan berbeda. Hal ini bertujuan untuk melihat iklan mana yang menghasilkan lebih banyak reach, engagement, atau konversi. Setelah menemukan konsep iklan yang pas dan paling efektif, barulah pemasar menggunakan materi tersebut untuk di-boosting lebih luas lagi.