
Sistem cloud adalah solusi populer untuk menjaga keamanan data saat infrastruktur perusahaan tertimpa bencana, tetapi Anda tetap harus memiliki rencana disaster recovery. Hal ini berguna untuk mengantisipasi kerusakan parah pada server lokal atau peristiwa khusus seperti peretasan besar-besaran.
Setiap perusahaan wajib memiliki rencana pemulihan data, lepas dari teknologi cloud yang digunakan. Inilah panduan perencanaan strategi pemulihan yang bisa Anda coba, termasuk untuk bisnis kecil yang sedang berkembang.
1. Evaluasi Infrastruktur dan Aset

Evaluasi Infrastruktur dan Aset – Sumber Gambar: pxhere.com
Buat daftar infrastruktur dan aset penyimpanan data yang Anda miliki (termasuk jenis serta ukuran data yang disimpan). Hasil laporannya wajib menjadi panduan untuk menentukan jumlah investasi, pemanfaatan, serta biaya backup and restore yang harus dihabiskan. Dengan mengetahui kuantitas aset, Anda bisa dengan mudah menentukan potensi kerusakan serta jumlah data yang bisa diamankan.
2. Tentukan Parameter Risiko Dampak Bencana

Tentukan Parameter Risiko Dampak Bencana – Sumber Gambar: pixabay
Ketika infrastruktur penyimpanan data tertimpa bencana, ada dua faktor yang harus diperhitungkan, yaitu:
- Recovery Time Objective (RTO), atau berapa lama sejak infrastruktur berhenti berfungsi hingga bisnis Anda mulai terkena dampaknya.
- Recovery Point Objective (RPO), atau berapa lama bisnis Anda bisa menanggung kerusakan sebelum sistem kembali pulih.
Setiap perusahaan memiliki RTO dan RPO berbeda. Misalnya, bisnis yang membutuhkan respons cepat memiliki toleransi kecil terhadap periode kerusakan sistem cloud, tetapi bisnis yang intensitasnya lebih lambat bisa menanggung waktu kerusakan sedikit lebih lama. Pastikan Anda punya perhitungan detail terhadap dua spekulasi tersebut.
3. Buat Beberapa Rencana Pemulihan Bencana

Buat Beberapa Rencana Pemulihan Bencana – Sumber Gambar: thebluediamondgallery.com
Ada beberapa rencana pemulihan yang bisa Anda adopsi untuk mengantisipasi kehilangan data. Selain membuat cadangan (backup), pemilik bisnis bisa melakukan duplikasi sebagai sistem data sekunder (warm standby) atau membuat replika ruang penyimpanan data sebagai cadangan darurat.
4. Pilih Rekan Penyedia Cloud Tepercaya
Rencana pemulihan hanya bisa didukung oleh penyedia layanan cloud tepercaya. Layanan berkualitas harus memiliki karakteristik seperti reputasi baik, sistem keamanan berlapis, upaya pemulihan relatif cepat, serta pilihan kapasitas penyimpanan yang sesuai kebutuhan. Anda bisa mendapatkannya dari rekanan berkualitas seperti A-One Cyber Protection, yang juga menawarkan paket antivirus dan antimalware di dalamnya.
5. Lakukan Pengujian Berkala
Siapkan periode khusus untuk menguji rencana pemulihan. Bersiaplah mengevaluasi dan bahkan mengganti rincian rencana jika kenyataan di lapangan tidak sesuai teori. Selain pengujian awal, Anda juga harus membuat jadwal pemeriksaan berkala untuk memastikan bisnis bisa bertahan cukup lama saat terjadi bencana terkait penyimpanan data.
Disaster recovery dalam dunia bisnis penting untuk menjalankan aktivitas normal seperti biasa dengan sesedikit mungkin risiko. Pastikan membuat rencananya sebelum memutuskan menyimpan data di cloud.